Saturday, December 8, 2012


Lagu sedih ini melirih bersama mozaik kenangan yang perlahan-lahan jatuh menjadi remah. semua menjadi begitu rapuh saat waktu berputar kembali lalu mengapung hilang......

jika kemerdekaan itu sepi dan ironi itu sunyi 
lalu di mana tetapak kaki ini akan berdiri........
namun jika sunyi ini adalah kemerdekaanku maka aku akan memeluknya dengan hangat.....
padamu gempita matilah dalam kegempitaanmu.....

Monday, May 28, 2012


Ketidaknyamanan Yang Menyamankan


Akhirnya Zalea menemukan kembali rasa itu, sebuah desakan ketidaknyaman yang menyamankannya. Inilah yang dicarinya. chaos dan segala konsepsi tak beraturan yang berpotensi menubrukkannya pada sensasi. Tak bisa disangkal, duduk pada fase tenang telah membawa Zalea pada sebuah keterpurukan tanpa tepi. Otaknya berotasi lambat, hingga tak sempat lagi mereproduksi persepsi. Dan jantungnya tak lagi melahirkan kenyataan semu yang mendayu sendu.

Kini Bagi Zalea semuanya tak harus bermula karena semua tak harus berakhir. Kegelisahaan, misteri wujud samar yang mengabur adalah hal yang diperlukan Zalea untuk mencari. Mencari lembar jawab dari teka-teki yang harus diselesaikannya. Meski Zalea sadar bahwa pada dasarnya jawaban dari teka-teki itu adalah teka-teki itu sendiri. Tapi itulah hakekat mencari yang semuanya tak harus berujung penemuan. 

Thursday, May 24, 2012


Entah

Tuhan aku tak tahu ini untuk kali ke berapa aku bertanya tentang sebuah pertanyaan bodoh yang sama kepadaMu. Tentang sebuah cara, sebuah jalan, sebuah jejaring untuk memujaMu, melihatMu dan mengagungkanMu. Engkau memang selalu hadir lewat udara, terik siang hingga butiran-butiran nasi yang aku telan. Tapi mengapa Engkau terlihat samar saat aku tertunduk dengan jubahku. Engkau mengapung bias saat aku berbicara lewat sajadahku. Aku seperti tersudut pada sebuah pojok gelap kala aku mencoba menyalakan cahayaMu. Aku sadar Tuhan teramat sadar bahwa aku masih terlampau sedikit membaca dan memahami diriMu lewat surat-suratMu.  Lalu apakah karena itu Engkau kemudian menutup pandanku terhadapMu.

Sebab terkadang aku merasa nyaman bercakap denganMu lewat persepsi. Engkau seperti hadir lebih dekat dalam dimensi. Tapi aku sadar Tuhan Engkau tak seharusnya dikenal hanya lewat ruang itu. Engkau telah menyiratkan diriMu lewat media yang dibawa utusanMu. Namun dalam tempo kini mediaMu mulai tergerus absurditas. MediaMu menjadi demikian sempit karena terus terdistorsi oleh kalimat-kalimat ambigu. Bukan olehMu Tuhan tapi oleh mereka yang mengaku lebih mengenalMu jauh lebih dekat dari siapapun.

Tuhan aku kangen untuk bercakap denganMu lagi seperti rentang masa yang lalu.  Tentang matahari, bulan, tangisan bahkan hasil ujian. Saat Engkau hadir begitu nyata lewat cara sederhana. Kala Engkau begitu nyata menyapa

Saturday, July 2, 2011

iringan nafasku yang mendesau melirihkan namamu dalam alunan nada-nada jiwa penuh romansa. iramanya membubung menembus cakrawala cinta tanpa tepi lalu bergelayut manja dalam bingkai teduh asmaramu

Monday, February 14, 2011

Denyut hati yang berdenting ternyata mampu mencipta harmoni yang manis di kuping.
Hingga jarak justru menjadi garis pengikat yang tak mengenal batas.
Imaji realiti semua menjadi warna-warni

Monday, November 22, 2010

??????

Dunia anak kami tak sepenuhnya bulat, setengahnya wajar sebagian lagi tidak
normal. Lalu dengan aturan apa kami berdua mengajaknya melangkah
memahami hukum dunia ini........(saya tidak mengeluh kok tuhan hanya
...bingung)